This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 06 Juni 2011

Pesan Inti Surat Al- Alaq

Pesan Inti Surat Al- Alaq
       
I. PENDAHULUAN
           Sebagai rukun Islam yang pertama syahadat mengawali keabsahan keislaman seseorang. Atau dapat dikatakan jaminan keislaman seseorang pertama-tama diukur dari syahadatnya.Tegasnya pengakuan keislaman seseorang harus dibuktikan melalui syahadatnya.Dari sana penilaian dimulai.
           Yang mengherankan kita selama ini posisi dan kedudukan syahadat yang begitu penting, posisi paling strategis, begitu prinsip dan begitu menentukan, tetapi justru paling jarang dibicarakan. Akibatnya betapa banyaknya orang Islam yang betul-betul tidak mengerti syahadatnya.
            Tidak mustahil beberapa kelemahan yang kita lihat di lapangan akan keberadaan umat Islam yang cukup menyedihkan, mengherankan, bahkan terkadang memalukan adalah akibat syahadatnya yang tidak terbangun sebagaimana mestinya. Kurangnya pemahaman yang benar terhadap peranan dan posisi serta status dan fungsi syahadat adalah kendala yang cukup serius untuk segera diperbaiki bersama.
            Sikap menyepelekan syahadat sebagai akibat kekeliruan pemahaman yang melahirkan banyak sekali kesalahan , kesalahan yang berlanjut, terulang terus-menerus, karena dari awal syahadatnya sudah bermasalah.
Melalui kajian bina aqidah ini, sengaja kita berbicara banyak mengenai syahadat sebagai upaya menciptakan demam syahadat di kalangan ummat Islam. Ummat Islam perlu disentakkan untuk menyadari betapa mutlaknya syahadat ini segera dibenahi secara serius.
Insya Allah jika syahadat sudah terbagun dengan baik, kita akan menyaksikan keberadaan ummat Islam yang  menggiurkan seperti halnya pada mula kali kehadirannya di panggung sejarah, yang berhasil menawarkan satu bentuk peradaban yang sangat manusiawi.
Pada saat dunia ini mengalami krisis moral yang terparah dalam sepanjang sejarah perjalanan ummat manusia hanya Islam yang dapat diharapkan untuk menyelamatkannya. Dalam hal ini syahadat sebagai titik tolak mengawali segala perubahan dan perbaikan ummat.
Syahadatlah yang memberi hidup ini punya arti, punya posisi, dan potensi yang bernilai strategis. Sehingga kekayaan, kepintaran, dan apa saja namanya, manakala tidak dengan syahadat, maka semuanya hanya merupakan kekuatan pribadi yang dapat digunakan oleh kelompok dan pihak lain yang justru bisa merugikan Islam.
Syahadatlah yang menjalin dan menjaring serta mengikat potensi ummat yang berserakan menjadi satu potensi yang riil dan konkrit. Tidak berlebihan bila dikatakan kelemahan yang ada pun dengan syahadat bisa direkayasa menjadi satu kekuatan dalam barisan yag rapi.
Syahadat merupakan titik awal terbangunnya integritas keislaman seseorang yang sangat diperlukan dalam rangka mengundang keridhoan Allah SWT.

II. PROSES LAHIRNYA SYAHADAT
            Kelahiran syahadat yang ideal pada diri seseorang terproses sedemikian rupa. Ibarat sebuah pohon akan tumbuh secara bertahap mulai dari biji, berkecambah, tumbuh akar, calon daun, tumbuh batang, dan seterusnya. Dengan mentadabburi kandungan surah al-‘Alaq 1-5, kita akan memperoleh pelajaran yang fundamental. 

1.     Ta’bud (Menghambakan Diri) 
             Nilai yang pertama dapat diperoleh dari surah al-‘Alaq 1-5 adalah penempatan posisi Rabb dan kedudukanNya secara proporsional. Allah sebagai Rabb berperan sebagai Pencipta, Pemelihara, yang mengurusi semua yang ada di alam semesta termasuk manusia. Sedangkan al-Insan semata-mata sebagai objek yang diurus dan dipelihara oleh Rabbnya. Kesadaran bahwa dirinya dipelihara dan diurus setiap waktu dengan Rahman dan Rahim-Nya akan melahirkan kesadaran pengabdian (‘Ibadah) atau ta’bud. Kesadaran ini akan melahirkan kesiapan untuk mengabdi kepada Rabbnya. Hidupnya semata-mata akan dimanfaatkan sebagai pengabdian kepada Allah SWT. 

2.     Taslim (Menyerahkan Diri)
          Pertumbuhan berikutnya setelah kesadaran untuk mengabdi (ta’bud) akan diikuti oleh lahirnya kesadaran berikutnya untuk menyerahkan diri (taslim) kepada Penciptanya. Allah sebagai al-Khaliq (Maha Pencipta) dan dirinya sebagai makhluk. Itu berarti Allah sebagai subyek dan manusia sebagai obyek. Pemahaman ini akan melahirkan pilihan dalam hidup untuk mengikuti apa saja kemauan Allah sebagai subyek. Secara fisik alam dan seisinya tunduk dan patuh kepada aturan Allah. Begitu juga fenomena penciptaan Allah berjalan secara teratur tanpa ada yang bisa menghalanginya. Sebagaimana contoh penciptaan manusia. Manusia akan melewati lima fase kehidupan. Pertama, di alam ruh. Kedua, di alam dunia. Ketiga, di alan barzah. Keempat, di alam kiamat. Kelima, di alam akhirat. Seperti yang tercantum dalam firman Allah SWT





“Bagaimana kamu mengingkari kepada Allah padahal kamu tadinya mati lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali kemudian kepada-Nya kamu dikembalikan.” (Qs. al-Baqarah:28)

Potensi penyerahan diri (taslim) akan melahirkan kesiapan untuk menjalankan perintah apa saja dan kapan saja asal perintah itu datang dari Rabbnya. Orang yang sudah taslim dia akan selalu merespon dan siap menjalankan perintah Tuhan. Pada dirinya hanya berlaku satu kode etik sami’na wa ata’na (saya dengar dan saya taat). Sebagaimana Allah berfirman:

“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum di antara mereka, mereka berkata: “Kami mendengar dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Qs. an-Nur:51) 

3.     Ta’dzim (Mengagungkan Allah SWT) 
                     Allah memperkenalkan diri-Nya  sebagai al-Akram (Yang Maha Mulia). Artinya Allah memiliki segala sifat kesempurnaan, ketinggian, kemuliaan, dan segala predikat keagungan. Sedangkan manusia hanyalah makhluk yang hina yang terbuat dari segumpal darah (min ‘alaq). Artinya manusia memiliki segala kelemahan, keterbatasan, kerendahan, dan kehinaan semata-mata. Kesadaran bahwa dirinya hina dan lemah sementara Allah Maha Mulia dan Maha Kuat akan melahirkan ta’dzim (mengagungkan) Allah SWT. Sikap ini akan membuat dirinya merasa membutuhkan untuk selalu dekat dengan sumber kemuliaan yaitu Allah SWT. Ia akan berusaha memanfaatkan semua kesempatan yang dimilikinya untuk bersegera mendekati (taqorrub) kepada Rabbnya. Di lain pihak, Allah SWT Maha Pemurah  akan memberikan dan meneteskan kemuliaan dan kekuatan-Nya kepada siapa saja yang mendekati-Nya. Sebagaimana diungkap dalam hadist qudsi: 
“Jika hambaKu mendekatiKu sejengkal, Aku mendekati dia sehasta. Jika hambaKu mendekatiKu sehasta, Aku mendekati dia sedepa. Jika hambaKu mendekatiKu berjalan, Aku menyambut dia berlari.” (al-Hadist)
Sikap ta’dzim (mengagungkan Allah SWT) akan memotivasi diri untuk melaksanakan seluruh rangkaian ibadah baik wajib maupun sunnah. Fasilitas ibadah yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya akan direbut sebagai amalan yang sangat mengasyikkan. Ketenangan jiwa akan dirasakan begitu dia larut dalam ibadahnya. Semakin sering ibadah yang ia lakukan semakin memungkinkan dirinya memperoleh ketenangan jiwa. Sebagaimana Allah SWT janjikan dalam firman-Nya:


“Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tentram.” (Qs. ar-Ra’du: 28) 

4.     Tahkim (Berhukum dengan ilmu-Nya) 
                Allah SWT memperkenalkan diri-Nya sebagai al-‘Alim (Maha Mengetahui) sedangkan manusia sebagai makhluk yang tidak mengetahui apa-apa (Lam ya’lam). Allah Maha Tahu sedangkan manusia maha bodoh. Tiada sikap yang patut bagi makhluk yang bodoh terhadap Tuhan yang Maha ‘Alim kecuali berhukum dengan aturan-Nya (bertahkim). Kesadaran ini akan melahirkan sikap dirinya memiliki kesiapan untuk menerima seluruh kebijakan yang datang dari Allah SWT. Aturan apa pun yang terkait dengan hidup dan kehidupan yang datang dari Allah SWT akan ia terima sebagai aturan yang berlaku bagi dirinya dan lingkungannya.
Dengan potensi kesadaran ta’bud, taslim, ta’dzim dan tahkim lahirlah sosok kepribadian baru yang memiliki integritas dan punya kesiapan untuk hidup sepenuhnya mengikuti maunya Allah sebagai Rabbnya.Itulah kepribadian orang yang bersyahadat.

III. HAKIKAT SYAHADAT
         Syahadat pada hakikatnya akan menumbuhkan dua kesadaran sekaligus, yaitu kesadaran akan statusnya sebagai hamba Allah dan kesadaran akan kedudukannya sebagai khalifah-Nya. Dua kesadaran ini kemudian berhasil diimplementasikan dalam kehidupan keseharian. Sadar sebagai hamba, berarti sadar bahwa dirinya sangat lemah, kapasitasnya sangat terbatas. Mereka sadar bahwa dirinya tergantung sepenuhnya kepada Allah SWT “Laa haula wa laa quwwata illa billah”. Kesadaran ini akan menuntut dirinya untuk senantiasa dekat dengan Allah SWT. Dirinya akan berhati-hati betul dengan cara menjaga nama baik di sisi-Nya. Sadar sebagai khalifah berarti sadar akan adanya tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan. Kesadaran ini membuat dirinya tidak pernah menolak tugas. Seberat apa pun tugas yang diberikan kepada dirinya akan dia coba untuk dilaksanakannya.
         Syahadat akan melahirkan semangat taghyir, semangat untuk mengadakan perubahan dan perombakan. Semangat ini menyala dalam jiwanya. Selamanya mereka tidak akan pernah puas manakala belum berhasil memperbaiki keadaan yang ada pada zamannya menjadi lebih baik lagi daripada yang ada.







“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah (kondisi) suatu kaum sehingga mereka sendiri yang mengubahnya.” (Qs. ar-Ra’du:11)

         Setelah syahadat tertancap dan tumbuh, mereka tidak akan puas tanpa perubahan. Perubahan sekecil apa pun akan ia lakukan sebagai tuntutan syahadatnya.

IV. RUKUN SYAHADAT
         Sebagaimana rukun Islam yang lainnya seperti sholat memiliki sejumlah rukun yaitu rukun sholat. Begitu pula syahadat mempunyai rukun yang harus dipenuhi. Rukun syahadat ada dua, yaitu:
1. Annafyu (Penolakan)
2. Al-Istbat (Penetapan)
         Pada dasarnya syahadat adalah sikap yaitu menolak semua hal yang tidak sesuai dengan tuntutan iman. Sebaliknya ia akan menerima apa saja yang sesuai dengan tuntutan iman. Syahadat juga berarti menolak semua ilah dan menerima satu-satunya ilah yaitu Allah SWT. Allah saja yang diterima yang lainnya ditolak. Bersyahadat artinya bersaksi bahwa Allah saja sebagai Rabbnya. Kesaksian ini didasari keyakinan sepenuhnya dan dilandasi kesadaran setinggi-tingginya.
         Syahadat Laa ilaha illallah bermakna:
         Laa adalah kata penolakan (an-Nafyu),
         Ilaha adalah yang ditolak,
         illa (melainkan) adalah ugkapan pengukuhan (al-Istbat), dan
         Allah SWT adalah yang dikukuhkan (diistbatkan)
         Syahadat seperti ini akan melahirkan sikap loyalitas dan anti loyalitas (al-Wala’ wal Bara’). Loyalitas atau al-Wala’ hanya diberikan kepada Allah SWT, Rasul, dan orang-orang yang beriman. Unsur-unsur loyalitas meliputi ketaatan, pembelaan, dan kecintaan serta kesetiaan. Syahadat dengan sendirinya akan melahirkan ketaatan, kecintaan, kesetiaan, dan pembelaan tehadap Allah SWT, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman. Sikap ini akan muncul secara reflektif  sebagai wujud keberadaan syahadatnya. Syahadat juga akan melahirkan sikap sebaliknya, yaitu anti loyalitas (al-Bara’) terhadap selain Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman. Sikap al-Bara’ meliputi mengingkari, memusuhi, membenci, memutus hubungan, dan menghancurkan apa saja yang bathil.


V. SYARAT-SYARAT SYAHNYA KALIMAT SYAHADAT
         Ada beberapa persyaratan yang harus dimiliki apabila kita ingin mendapatkan syahadat secara benar sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya antara lain:
1.Memahami maknanya (al-‘Ilmu)
Syahadat harus dipahami sedemikian rupa dengan pemahaman yang benar terhadap makna, hakikat, fungsi, dan segala sesuatu yang terkait dengan pengertian syahadat tersebut.
2.Meyakini dengan sepenuh hati (al-Yakin)
Memahami saja makna syahadat tidak akan berarti apa-apa jika tidak disertai keyakinan  di dalam hati. Betapa banyak orang-orang yang hafal bacaannya, fasih ucapan lidahnya, faham artinya, tetapi hatinya tidak benar-benar yakin. Orang seperti ini tidak akan mendapatkan apa-apa dari syahadat yang diikrarkannya. Iman itu hanya akan dianggap benar jika disertai dengan keyakinan dan tidak sedikitpun boleh ada keraguan dalam hatinya.
3.Menerima (al-Qobul)
Sebelum mengucapkan kalimat syahadat, seseorang harus terlebih dahulu menerima dan menyepakati secara bulat segala akibat yang timbul dari syahadatnya. Ia harus siap untuk dipimpin dan diatur menurut ketentuan Allah SWT. Kesepakatan ini sangat penting agar tidak terjadi kemunafikn di kemudian hari.
4.Membenarkan dengan perbuatan (as-Shiddiq)
Syahadat belum dapat dianggap benar sebelum terbukti kebenaran pernyataannya, yang dimanifestasikan dalam bentuk amal perbuatan. Jadi, syahadat bukan saja ucapan semata-mata tetapi harus ada pembuktian yang nyata. Kebenaran syahadat baru akan terbukti kebenarannya jika telah melalui ujian-ujian yang nyata. Kebenaran syahadat baru terlihat setelah orang yang bersangkutan membuktikannya melalui karya nyata berupa amal-amal sholeh sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya
5.Ikhlas karena Allah SWT (al-Ikhlas)
Keikhlasan merupakan kunci utama seluruh amal. Syahadat yang diucapkan harus semata-mata dimotivasi oleh dorongan ingin mendapatkan keridhoan Allah SWT
6.Ridho terhadap keputusan Allah (ar-Ridho)
Setiap orang yang mengucapkan kalimat syahadat, ia mesti ridho terlebih dahulu terhadap ucapannya. Artinya ia rela menghambakan diri hanya kepada Allah SWT, ia rela diatur dengan aturan-aturan Allah SWT, dan ia rela terhdap keputusan apa pun yang datang dari Allah SWT. Keridhoan ini ditunjukkan dengan sikap pasrah dan berserah diri kepada Allah

VI. HAL-HAL YANG MEMBATALKAN SYAHADAT
Ada beberapa hal yang dapat membatalkan syahadat seseorang, di antarnya:
1.     Syirik dalam beribadah kepada Allah (Qs. an-Nisaa’: 48)
2.     Membenarkan faham kesesatan
3.     Keyakinan bahwa petunjuk dari selain Nabi Muhammad SAW, lebih sempurna
4.     Membenci sebagian dari ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW
5.     Mengolok-olokkan sebagian dari ajaran Rasulullah SAW
6.     Sihir, termasuk juga hanya sekedar cenderung kepadanya (Qs. al-Baqarah: 102)
7.     Mendzahirkan kemusyrikan dan saling menolong dengan musuh untuk memerangi kaum muslimin (Qs. al-Ma’idah: 51)
8.     Keyakinan bahwa sebagian manusia mempunyai keringanan untuk tidak mengikuti syari’at Nabi Muhammad SAW
9.     Berpaling dari dienullah (Qs. as-Sajadah: 22)
10.  Beriman pada sebagian al-Kitab dan kafir pada sebagian yang lain (Qs. al-Baqarah: 85)
11.  Beriman pada sebagian rukun iman dan ingkar pada sebagian yang lain. Seperti memisahkan keimanan pada Allah daripada Rasul-Nya (Qs. an-Nisaa’:15)

WANITA


WANITA


Harta yang paling berguna di dunia adalah 

 WANITA SHAOLEHAH
(HR. Muslim)
Wanita ibarat bunga…………..
Cantik indahnya pada pandangan mata hanya 

sementara.
Yang kekal menjadi pujaan manusia
Hanyalah Wanita yang mulia akhlaknya.
Karena akhlak Wanita ibarat bunga
Yang elok warnanya lagi harum baunya……………….
Tiada guna berwajah cantik tetapi akhlaknya buruk
Tiada guna berwajah cantik tetapi qolbu kosong Dari 

ilmu dan iman.
Ibarat ………………………………. Bunga
Ada yang cantik bila dipandang
Tetapi busuk baunya
Ada pula yang kurang menarik bila dipandang
Namun baunya kurang menyenangkan
Ada juga yang tidak menarik bila dipandang
Dengan mata kasar .Tetapi
Apabila dihalusi dengan pandangan hati maka amat

tinggi nilainya.

WANITA ADALAH MAKHLUK ALLAH
YANG SANGAT ISTIMEWA

Kemuliaan dan keruntuhan suatu bangsa terletak di 
 tangan wanita
Oleh demikian, Allah telah menetapkan hukumnya atas mereka walaupun berat dipandang mata si jahil dan ingkar.

Tetapi ia  adalah kemanisan iman  yang di cicip oleh wanita sholehah.

Minggu, 05 Juni 2011

PERADABAN

Kata peradaban (al-hadharat, civilisation) seringkali diidentikkan dengan kata kebudayaan (al-tsaqafah, culture). Meskipun sementara kalangan membedakan pengertian kedua kata tersebut, namun argumen yang mengidentikkan keduanya juga cukup kuat. Kompromi dalam masalah ini ialah bahwa pada suatu saat pembedaan itu absah dan pada saat yang lain pengidentikan juga absah. Dalam bahasa Arab, selain disebut sebagai al-hadharat, peradaban terkadang juga disebut dengan al-tamaddun. Karena itu tidaklah mengherankan apabila masyarakat madani kemudian diterjemahkan menjadi masyarakat beradab atau civil society.
Dalam pengertiannya yang paling luas, peradaban mencakup aspek material maupun immaterial. Katakanlah, aspek material dicontohkan oleh piramida dan patung Sphinx Mesir, istana Al-Hamra, kastil Eropa Abad Pertengahan, atau gedung WTC yang telah runtuh, sementara aspek immaterial dicontohkan oleh ajaran Islam, ajaran Budha, filsafat Yunani, Konfusianisme, Kapitalisme, atau Sosialisme.
Manusia adalah makhluk yang berakal (al-hayawan al-nathiq), sehingga ia mampu berpikir secara progresif dalam membentuk peradabannya. Manusia telah bergerak secara progresif dari Zaman Batu ke Zaman Logam, sampai akhirnya ke Zaman Silikon. Manusia berbeda dengan burung, yang dari zaman Adam sampai sekarang tidak pernah berubah dalam cara membuat sarangnya.
Setiap zaman dimana manusia hidup mesti memiliki peradabannya sendiri-sendiri. Kecanggihan peradaban tidaklah bisa dinilai secara absolut. Suatu peradaban manusia bisa jadi sangat canggih pada masanya, namun ternyata dinilai kuno oleh generasi sesudahnya. Demikianlah seterusnya, baik dalam aspek material ataupun immaterial. Dalam aspek material, kaum ‘Aad, kaum Tsamud, dan bangsa Mesir Fir’aun telah mampu membangun gedung-gedung tinggi dan kokoh, sebagaimana manusia saat ini telah mampu membangun gedung-gedung pencakar langit. Dalam aspek immaterial, setiap generasi telah menciptakan sistem filsafat dan pemikirannya sendiri-sendiri, tanpa bisa diklaim bahwa yang belakangan lebih canggih daripada yang sebelumnya, sebagaimana diyakini oleh Hegel dengan konsep Filsafat Sejarah-nya.
Sejauh yang dicatat oleh sejarah, kebudayaan atau peradaban besar telah muncul di Cina, India, Babilonia, Mesopotamia, Yunani, Inka, Persia, Romawi, Arab, dan Eropa. Jadi, peradaban besar telah muncul baik di Timur (Cina, India, Babilonia, Mesopotamia, Persia, dan Arab) maupun di Barat (Yunani, Inka, dan Eropa).
Dalam perkembangan peradaban, suatu fenomena yang perlu dihadapi dengan serius ialah benturan peradaban (clash of civilisation, istilah yang dipopulerkan oleh Huntington). Di zaman modern ini, peradaban-peradaban yang diyakini akan mengalami proses benturan-benturan bisa dikutubkan atas peradaban Timur dan Peradaban Barat. Yang dimaksud dengan peradaban Timur terutama ialah peradaban Islam atau peradaban Arab meskipun di Timur ada juga peradaban Konfusianis dan yang lainnya. Sementara peradaban Barat ialah peradaban Eropa yang dalam waktu panjang telah diilhami oleh peradaban Yunani, Yahudi, dan Kristen. Dalam konteks agama-agama, benturan-benturan akan terjadi antara peradaban Islam, Yahudi, dan Kristen. Meskipun ketiga agama tersebut satu sama lain saling bergesekan, namun Yahudi dan Kristen bisa dikelompokkan dalam satu kubu apabila diperhadapkan dengan Islam. Ini karena sejarah Kristen dan Yahudi adalah satu. Agama Kristen ialah agama baru yang “diciptakan” oleh seorang Yahudi yang bernama Paulus. Karena itu tidaklah berlebihan apabila kita menyebut Yahudi sebagai kakak kandung Kristen.
Peradaban Islam ialah peradaban yang dalam waktu amat panjang telah menjadi mercusuar peradaban dunia. Setelah menaklukkan Persia dan Romawi, Islam mentahbiskan dirinya sebagai mercusuar tersebut. Kejayaan peradaban Islam ini terus berlangsung sampai akhirnya Mongol menyerang dunia Timur Islam, berpuncak pada serangan terhadap Baghdad. Di dunia Barat Islam, peradaban Islam mulai ambruk semenjak satu demi satu wilayah Islam ditaklukkan oleh Eropa. Akhirnya, Kordova pun tinggal kenangan belaka. Runtuhnya Kesultanan Turki Utsmaniyyah tercatat telah mencabik-cabik persatuan umat Islam sehingga Eropa pun semakin kuat mencengkeramkan kuku-kuku imperialisme-nya di negara-negara muslim. Peradaban Islam mengakhiri kejayaannya bersamaan dengan tercerahkannya Eropa pada masa Renaisans.
Semenjak kita, bangsa-bangsa muslim, terbelenggu oleh imperialisme Eropa (Barat), sumber daya alam kita dan bahkan kita sebagai sumber daya manusia telah dieksploitasi habis-habisan. Kita tidak hanya telah mengalami kerugian besar dalam hal material, namun yang lebih menyedihkan ialah bahwa kita telah mengalami depresi mental dan intelektual yang parah. Disamping sumber daya alam kita habis terkuras tanpa bisa kita nikmati, kita pun telah dilanda dengan inferioritas yang parah, etos kerja yang buruk, dan rendahnya tingkat pendidikan. Kita telah cukup puas dengan menjadi plagiator bagi sains dan teknologi Barat. Kita juga sudah cukup puas, bahkan sangat rakus, dengan menjadi pasar atau konsumen bagi produk-produk Barat. Kita seolah-olah telah lunglai dan merasa putus asa untuk bangkit dan mengejar Barat, karena semakin kita kejar ternyata laju mereka semakin cepat pula.
Kita harus sadar bahwa kita tidak akan pernah bisa bangkit dengan uluran tangan Barat. Kita harus bangkit dengan kaki-kaki dan tangan-tangan kita sendiri. Kita tidak akan pernah bisa mengejar dan melampaui Barat selama kita hanya puas dengan menjadi plagiator bagi peradaban mereka. Kita harus mengembangkan diri kita sendiri dengan memberdayakan segenap potensi yang ada pada diri kita.
Kita harus sadar bahwa Barat tidak akan pernah tulus dan rela untuk mengangkat kita dari lumpur yang dalam ini. Kita harus menyesal mengapa masih ada saja diantara kita yang tergila-gila dengan peradaban Barat, bahkan ketika itu adalah peradaban sampah yang memang mereka pun mengakui keburukannya dan ingin melepaskan diri darinya. Mereka sengaja melemparkan peradaban-peradaban sampah itu kepada kita agar kita semakin dalam terperosok kedalam lumpur kehinaan.
Kita harus melihat Barat sebagaimana adanya, tanpa perasaan inferior sedikit pun juga. Dengan rasa percaya diri yang besar, kita bisa mengambil apapun juga dari mereka kalau kita merasa itu memang perlu. Dan sebaliknya, kita pun harus tidak segan-segan melempar sesuatu dari mereka ke tempat sampah kalau kita merasa sesuatu itu tidak bermanfaat bahkan berbahaya bagi kita. Demikianlah generasi terdahulu kita telah berinteraksi dengan dunia luar di masa-masa keemasan peradaban kita. Kita harus mengulang masa keemasan tersebut.
Kita harus meraih kembali kejayaan kita dengan berpijak pada sumber peradaban kita sendiri, Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Kita harus mengembangkan peradaban kita secara radikal, progresif, dan ekstensif dari kedua sumber tersebut.

Sabtu, 04 Juni 2011

ENTREPRENEURSHIP (KEWIRAUSAHAAN)


MENGAPA HARUS  ENTREPRENUER.???
Kebutuhanuntuk kaya
Keunggulan Silahturahim
Keunggulan Peran dan kontribusi
Mengikis miskin mind set
Zaman yang salah
Tangandiatas
Profesi yang hilang
MEMBANGUN JIWA ENTREPRENUER
  • Rajin
  • Jujur
  • Cekatan
  • Beyond the money/advantage
  • Nyantri
  • Humble
  • Berani
  • Ulet
  • Penyukaorang
  • BerorentasiServise



Krakatau Purba 535 AD : "A Super Colossal Eruption"

Senin 27 Agustus 1883 pukul 10.00 WIB adalah saat terakhir penduduk di sekitar Selat Sunda melihat Matahari tengah naik ke puncaknya. Setengah jam kemudian, mereka meregang nyawa diseret gelombang laut setinggi sampai 40 meter…Jumlah seluruhnya 36.417 orang berasal dari 295 kampung di kawasan pantai Banten dan Lampung. Keesokan harinya dan keesokan harinya lagi, penduduk sejauh sampai Jakarta dan Lampung tak melihat lagi Matahari – gelap gulita. Apa yang terjadi di hari yang seperti kiamat itu adalah letusan Gunung Krakatau di Selat Sunda. 

Suara letusannya terdengar sampai sejauh 4600 km dan di dengar di kawasan seluas 1/8 permukaan Bumi. Telah banyak tulisan dan film di seluruh dunia dibuat tentang kedahsyatan letusan Krakatau ini. University of North Dakota, Volcanic Explosivity Index (VEI) mencantumkan dua gunungapi di seluruh dunia yang letusannya paling hebat dalam sejarah moderen : Krakatau 1883 (VEI : 6) dan Tambora 1815 (VEI : 7). Dua-duanya ada di Indonesia, tak jauh dari kita.

Semoga kita, bangsa Indonesia – terlebih yang menamakan dirinya geologist, mengenal dengan baik dua gunungapi ini.Tetapi, banyak dokumen menunjukkan bahwa Krakatau 1883 bukanlah satu-satunya letusan dahsyatnya. Sebelumnya, masih di Krakatau juga, ada letusannya yang kelihatannya jauh lebih dahsyat lagi daripada letusan 1883, yang terjadi pada masa sejarah, pada masa kerajaan-kerajaan Hindu pertama di Indonesia tahun 400-an atau 500-an AD (Anno Domini, Masehi). Tentu saja letusan ini tak banyak ditulis apalagi difilmkan sebab pengetahuan kita tentangnya masih samar-samar, walaupun nyata. Adalah B.G. Escher (1919, 1948) yang berdasarkan penyelidikannya dan penyelidikan Verbeek (1885) – dua-duanya adalah ahli geologi Belanda yang lama bekerja di Indonesia – yang menyusun sejarah letusan Krakatau sejak zaman sejarah – moderen.

Saat ini, di Selat Sunda ada Gunung Anak Krakatau (lahir Desember 1927,  44 tahun setelah letusan Krakatau 1883 terjadi), yang dikelilingi tiga pulau : Sertung (Verlaten Eiland, Escher 1919), Rakata Kecil (Lang Eiland, Escher, 1919) dan Rakata. Berdasarkan penelitian geologi, ketiga pulau ini adalah tepi-tepi kawah/kaldera hasil letusan Gunung Krakatau (Purba, 400-an/500-an AD). Escher kemudian melakukan rekonstruksi berdasarkan penelitian geologi batuan2 di ketiga pulau itu dan  karakteristik letusan Krakatau 1883, maka keluarlah evolusi erupsi Krakatau yang menakjubkan (skema evolusi Krakatau dari Escher ini bisa dilihat di buku van Bemmelen, 1949, 1972, atau di semua buku moderen tentang Krakatau).

B.G. Escher berkisah, dulu ada sebuah gunungapi besar di tengah Selat Sunda, kita namakan saja KRAKATAU PURBA yang disusun oleh batuan andesitik. Lalu, gunungapi ini meletus hebat (kapan ? ada dokumen2 sejarah tentang ini, ditulis di bawah) dan membuat kawah yang besar di Selat Sunda yang tepi-tepinya menjadi pulau Sertung, Rakata Kecil dan Rakata. Lalu sebuah kerucut gunungapi tumbuh berasal dari pinggir kawah dari pulau Rakata, sebut saja gunungapi Rakata, terbuat dari batuan basaltik. Kemudian, dua gunungapi muncul di tengah kawah, bernama gunungapi Danan dan gunungapi Perbuwatan. Kedua gunungapi ini kemudian menyatu dengan gunungapi di Rakata yang muncul terlebih dahulu. Persatuan ketiga gunungapi inilah yang disebut  KRAKATAU. Tahun 1680, gunung Krakatau meletus menghasilkan lava andesitik asam. Tanggal 20 Mei 1883, setelah 200 tahun tertidur, sebuah erupsi besar terjadi, dan terus-menerus sampai puncak erupsi terjadi antara 26-28 Agustus 1883 (Inilah letusan Krakatau 1883 yang terkenal itu). Erupsi ini telah melemparkan 18 km3 batuapung dan abu volkanik. Gunungapi Danan dan Perbuwatan hilang karena erupsi dan runtuh, dan setengah kerucut gunungapi Rakata hilang karena runtuh, membuat cekungan kaldera selebar 7 km sedalam 250 meter. Desember 1927, ANAK KRAKATAU muncul di tengah-tengah kaldera.

Seberapa besar dan kapan erupsi KRAKATAU PURBA terjadi ? Inilah tujuan utama tulisan saya kali ini. Tulisan2 yang berhasil dikumpulkan (buku2 dan paper2 lepas) menunjuk ke dua angka tahun : 416 AD atau 535 AD. Angka 416 AD adalah berasal dari sebuah teks Jawa kuno berjudul ”Pustaka Raja Purwa” yang bila diterjemahkan bertuliskan : ”Ada suara guntur yang menggelegar berasal dari Gunung Batuwara. Ada goncangan Bumi yang menakutkan, kegelapan total, petir dan kilat. Lalu datanglah badai angin dan hujan yang mengerikan dan seluruh badai menggelapkan seluruh dunia. Sebuah banjir besar datang dari Gunung Batuwara dan mengalir ke timur menuju Gunung Kamula. Ketika air menenggelamkannya, pulau Jawa terpisah menjadi dua, menciptakan pulau Sumatra” . Di tempat lain, seorang bishop Siria, John dari Efesus, menulis sebuah chronicle di antara tahun 535 – 536 AD, “ Ada tanda-tanda dari Matahari, tanda-tanda yang belum pernah dilihat atau dilaporkan sebelumnya. Matahari menjadi gelap, dan kegelapannya berlangsung sampai 18 bulan. Setiap harinya hanya terlihat selama empat jam, itu pun samar-samar. Setiap orang mengatakan bahwa Matahari tak akan pernah mendapatkan terangnya lagi” . Dokumen di Dinasti Cina mencatat : ”suara guntur yang sangat keras terdengar ribuan mil jauhnya ke baratdaya Cina”. (Semua kutipan diambil dari buku Keys, 1999 : Catastrophe : A Quest for the Origins of the Modern Worls, Ballentine Books, New York)

Itu catatan2 dokumen sejarah yang bisa benar atau diragukan. Tetapi, penelitian selanjutnya menemukan banyak jejak-jejak ion belerang yang berasal dari asam belerang volkanik di temukan di contoh-contoh batuan inti (core) di lapisan es Antarktika dan Greenland, ketika ditera umurnya : 535-540 AD. Jejak2 belerang volkanik tersebar ke kedua belahan Bumi : selatan dan utara.  Dari mana lagi kalau bukan berasal dari sebuah gunungapi di wilayah Equator ? Kumpul-kumpul data, sana-sini, maka semua data menunjuk ke satu titik di Selat Sunda :

Krakatau ! Adalah letusan KRAKATAU PURBA penyebab semua itu. 

Letusan KRAKATAU PURBA begitu dahsyat, sehingga dituduh sebagai penyebab semua abad kegelapan di dunia. Penyakit sampar Bubonic (Bubonic plague) terjadi karena temperatur mendingin. Sampar ini secara signifikan telah mengurangi jumlah penduduk di seluruh dunia. Kota-kota super dunia segera berakhir, abad kejayaan Persia purba berakhir, transmutasi Kerajaan Romawi ke Kerajaan Bizantium terjadi, peradaban South Arabian selesai, berakhirnya rival Katolik terbesar (Arian Crhistianity), runtuhnya peradaban2 purba di Dunia baru – berakhirnya negara metropolis Teotihuacan, punahnya kota besar Maya Tikal, dan jatuhnya peradaban Nazca di Amerika Selatan yang penuh teka-teki. Kata Keys (1999), semua peristiwa abad kegelapan dunia ini terjadi karena bencana alam yang mahabesar, yang sangat mengurangi cahaya dan panas Matahari selama 18 bulan, menyebabkan iklim global mendingin. 

K. Wohletz, seorang ahli volkanologi di Los Alamos National Laboratory, mendukung penelitian David Keys, melalui serangkaian simulasi erupsi KRAKATAU PURBA yang terjadi pada abad keenam Masehi tersebut. Artikelnya (Wohletz, 2000 : Were the Dark Ages Triggered by Volcano-Related Climate Changes in the Sixth Century ? – If So, Was Krakatau Volcano the Culprit ? EOS Trans American Geophys Union 48/81, F1305) menunjukkan simulasi betapa dahsyatnya erupsi ini. Inilah beberapa petikannya. Erupsi sebesar itu telah melontarkan 200 km3 magma (bandingkan dengan Krakatau 1883 yang 18 km3), membuat kawah 40-60 km, letusan hebat terjadi selama 34 jam, tetapi terus terjadi selama 10 hari dengan mass discharge 1 miliar kg/detik. Eruption plume telah membentuk perisai di atmosfer setebal 20-150 meter, menurunkan temperatur 5-10 derajat selama 10-20 tahun. 

        Begitulah, Escher dan Verbeek menyelidiki ada erupsi Krakatau Purba;  dokumen2 sejarah dari Indonesia (Pustaka Raja), Siria, dan Cina mencatat sebuah bencana yang sangat dahsyat terjadi di abad 5 atau 6 Masehi; ice cores di Antarktika dan Greenland mencatat jejak2 ion sulfate volkanik dengan umur 535-540 AD, peristiwa2 Abad Kegelapan di seluruh dunia terjadi pada abad ke-6, dan simulasi volkanologi erupsi Krakatau Purba : semuanya kelihatannya bisa saling mendukung untuk a Super Collosal Eruption of proto-Krakatau 535 AD. 

Kalau benar, gunungapi itu hanya di Selat Sunda, tak jauh dari kita, semoga kita mengenalnya dengan lebih baik, dan makin banyak ahli2 Indonesia yang meneliti serta menuliskannya (sebab kini sedikit sekali bilangan ahli kita yang mempelajari dan menuliskannya – cukup dihitung dengan jari-jari di satu tangan !).

Sumber : IAGInet



SELAMAT DATANG ANDA TELAH MENGUNJUNGI BLOG INI <<>>>MOGA BERMANFAAT<<<<<<<>>>>>>>>JANGAN PERNAH MERASA BOSAN DALAM MENUNTUT ILMU TUNTUTLAH ILMU DARI MULAI HIDUP SAMPAI ANDA MATI......